Senin, 23 Mei 2011

Pengertian ARSITEKTUR MODERN & ARSITEKTUR POSTMODERN


A.ARSITEKTUR MODERN

Sepanjang sejarah manusia, Arsitektur hanya mengalami satu kali perubahan yang mendasar, yaitu di saat hadirnya Arsitektur Modern

. Sampai dengan masa Neo-klasik abad ke-19, Arsitektur dianggap sebagai pengetahuan kesenian, yaitu seni bangunan. Artinya Arsitektur dianggap sebagai suatu ‘olah rasa’ yang dibuat berdasarkan perasaan sebagai sumber idenya dan tidak ada rumusnya.

Merintis Modern

Di pertengahan abad ke-18, tahun 1750-an di Perancis, muncul orang-orang yang berambisi untuk menghasilkan Arsitektur dengan menggunakan akal dan idenya sebagai sumber idenya, bukan seni dengan perasaan.

Beberapa nama tersebut adalah :

  1. Boulle
  2. Blondel,
  3. Quatremere de Quincy
    (Tipologi misalnya, dimunculkan pertama kali pada abad ke-18 oleh Quatremere de Quincy.)

Bagi mereka ini, Arsitektur adalah olah pikir, bukan olah seni. Bagi dunia Arsitektur, apa yang dilakukan oleh orang-orang Perancis ini adalah sebuah reformasi, perubahan. tak ayal lagi, sejarah menobatkan orang-orang ini sebagai the first Modern

. Dengan demikian, dapat saj dikatakan bahwa Arsitektur Modern

ini sudah hadir pada abad ke-18 bukan abad ke-20. Tetapi, yang dimaksud Arsitektur Modern

bukan karya Arsitektur, bukan bangunan atau gedung tapi adalah ide, gagasan, pikiran atau pengetahuan dasar tentang Arsitektur. Oleh sebab itu seringkali dikatakan bahwa pikiran-pikiran dasar/pokok mengenai Arsitektur Modern

telah dimunculkan di abad ke-18.

Pikiran-pikiran dasar yang baru tadi, baru mendapat kesempatan untuk direalisasikan pada pertengahan abad 19, karena beberapa hal :

1. Di pertengahan abad 19 itu secara resmi pendidikan Arsitektur telah terbagi menjadi dua yaitu :

Ecole des Beaux Arts – yang mengajarkan Arsitektur sebagai kesenian

Ecole Polytechnique – yang mengajarkan Arsitektur sebagai ilmu teknik sipil

2. Munculnya industri bahan bangunan, yang mampu menghasilkan keseragaman ukuran dan kecepatan membangun. Kedua hal ini menjadi faktor yang sangat mendorong percepatan dari Arsitektur Modern

tersebut.

Tahun 1851 di Inggris, diselenggarakan sebuah Expo , dimana gedung utamanya adalah rancangan dari seorang ahli botani. Gedung tersebut dikenal sebagai “Crystal Palace” karya Joseph Paxton yang oleh sejarah Arsitektur dinyatakan sebagai karya Arsitektur Modern

yang pertama, karena dalam perwujudannya mampui memperlihatkan keberadan dari Arsitektur yang mendominasikan unsur space sebagai. Sebelumnya, form merupakan unsur utama perancangan Arsitektur

Eiffel Tower karya Gustav Eiffel, seorang insinyur sipil.

Kesimpulan:

Ide tahun 1750: ide tentang Arsitektur adalah ‘olah pikir’ dan bukan ‘olah rasa’

Ide tahun 1851: ide tebtang Arsitektur adalah permainan ‘ruang’ dan bukan ‘bentuk'


B.ARSITEKTUR POSTMODERN

Pengertian postmodern :

  • Arsitektur yang sudah melepaskan diri dari aturan-aturan modernisme. Tapi kedua-duanya masih eksis.
  • Anak dari Arsitektur Modern. Keduanya masih memiliki sifat/ karakter yang sama.
  • Koreksi terhadap kesalahan Arsitektur Modern. Jadi hal-hal yang benar dari Arsitektur Modern tetap dipakai.
  • Merupakan pengulangan periode 1890-1930.
  • Arsitektur yang menyatu-padukan Art dan Science, Craft dan Technology, Internasional dan Lokal. Mengakomodasikan kondisi-kondisi paradoksal dalam arsitektur.
  • Tidak memiliki hubungan sama sekali dengan Arsitektur Modern.

Perubahan mendasar dalam sejarah dunia arsitektur adalah saat hadirnya arsitektur modern. Arsitektur sampai abad ke-19 dianggap sebagai seni bangunan. Reformasi pemikiran Arsitektur Modern ini mulai muncul pada abad ke-18, dimana yang dimaksud Arsitektur Modern bukan karya arsitektur, melainkan ide, gagasan, pikiran atau pengetahuan dasar tentang arsitektur. Pemikiran tersebut baru dapat direalisasikan pada pertengahan abad ke-19 dikarenakan pendidikan Arsitektur yang dibagi menjadi dua, sebagai kesenian dan sebagai ilmu teknik sipil, dan munculnya industri bahan bangunan.

Antara tahun 1890-1930 muncul berbagai macam pergerakan, antara lain : Art and Craft, Art Noveau, Ekspresionisme, Bauhaus, Amsterdam School, Rotterdam School, dll. Periode tersebut merupakan puncak sekaligus titik awal dari arsitektur modern.

Pada tahun 1950-1960, terdapat 2 pihak yang berlawanan :

1. Kelompok yang berpihak pada teknologi dan industrialisasi; tahun 1950 dikatakan sebagai titik puncak kejayaan Arsitektur Modern.

2. Kelompok yang memuja estetik dan artistik; tahun 1950-an dilihat sebagai titik awal kemerosotan Arsitektur Modern.

Sekitar tahun 1960-an, pertentangan antara kedua pihak itu terjadi lagi dikarenakan adanya perbedaan pendapat tentang ‘untuk siapa arsitektur itu diciptakan?’. Hal tersebut yang menjadi titik awal lahirnya Post Modernisme yang melawan Modernisme dengan pernyataan: Less Is Bore. Media massa juga ikut berperan dalam memicu timbulnya pluralism yang menjadi bahan dasar post modernisme.

Perbedaan karakter Modernisme dan Post Modernisme :

 Modernisme : singular, seragam, tunggal.

 Post Modernisme : plural, beraneka ragam, bhinneka.

Sebuah Gambaran tentang Post Modern

Postmodern bisa dimengerti sebagai filsafat, pola berpikir, pokok berpikir, dasar berpikir, ide, gagasan, teori. Masing-masing menggelarkan pengertian tersendiri tentang dan mengenai Postmodern, dan karena itu tidaklah mengherankan bila ada yang mengatakan bahwa postmodern itu berarti `sehabis modern’ (modern sudah usai); `setelah modern’ (modern masih berlanjut tapi tidak lagi populer dan dominan); atau yang mengartikan sebagai `kelanjutan modern’ (modern masih berlangsung terus, tetapi dengan melakukan penyesuaian/adaptasi dengan perkembangan dan pembaruan yang terjadi di masa kini).

Di dalam dunia arsitektur, Post Modern menunjuk pada suatu proses atau kegiatan dan dapat dianggap sebagai sebuah langgam, yakni langgam Postmodern. Dalam kenyataan hasil karya arsitekturnya, langgam ini muncul dalam tiga versi/sub-langgam yakni Purna Modern, Neo Modern, dan Dekonstruksi. Mengingat bahwa masing-masing pemakai dan pengikut dari sub-langgam/versi tersebut cenderung tidak peduli pada sub-langgam/versi yang lain, maka masing-masing menamakannya langgam purna-modern, langgam neo-modern dan langgam dekonstruksi.

1. PURNA MODERN

a. Purna Modern merupakan pengindonesiaan dari post-modern versi Charles Jencks (ingat, pengertian veris Jencks itu berbeda dari pengertian umum dari `Post Modern’ yang digunakan dalam judul catatan kuliah ini)

b. Ditandai dengan munculnya ornamen, dekorasi dan elemen-elemen kuno (dari Pra Modern) tetapi dengan melakukan transformasi atas yang kuno tadi.

c. Menyertakan warna dan tekstur menjadi elemen arsitektur yang penting yang ikut diproses dengan bentuk dan ruang.

d. Tokohnya antara lain : Robert Venturi, Michael Graves, Terry Farrell.

2. NEO MODERN

a. Dahulu diberi nama Late Modern oleh Charles Jencks, sehingga pengertiannya tetap tidak berubah.

b. Tidak menampilkan ornamen dan dekorasi lama tetapi menojolkan Tektonika (The Art of Construction). Arsitekturnya dimunculkan dengan memamerkan kecanggihan yang mutakhir terutama teknologi.

c. Sepintas tidak terlihat jauh berbeda dengan Arsitektur Modern yakni menonjolkan tampilan geometri.

d. Menampilkan bentuk-bentuk tri-matra sebagai hasil dari teknik proyeksi dwi matra (misal, tampak sebagai proyeksi dari denah). Tetapi, juga menghadirkan bentukan yang trimatra yang murni (bukan sebagai proyeksi dari bentukan yang dwimatra).

e. Tokohnya antara lain: Richard Meier, Richard Rogers, Renzo Piano, Norman Foster.

f. Tampilan dominan bentuk geometri.

g. Tidak menonjolkan warna dan tekstur, mereka ini hanya ditampilkan sebagai aksen. Walaupun demikian, punya warna favorit yakni warna perak.

3. DEKONSTRUKSI

a. Geometri juga dominan dalam tampilan tapi yang digunakan adalah geometri 3-D bukan dari hasil proyeksi 2-D sehingga muncul kesan miring dan semrawut.

b. Tokohnya antara lain: Peter Eisenman, Bernard Tschumi, Zaha Hadid, Frank O’Gehry.

c. Menggunakan warna sebagai aksen dalam komposisi sedangkan tekstur kurang berperan.

Pokok-pokok pikiran yang dipakai arsitek Post Modern yang tampak dari ciri-ciri di atas berbeda dengan Modern. Di sini akan disebutkan tiga perbedaan penting dengan yang modern itu.

1. Tidak memakai semboyan Form Follows Function

Arsitektur posmo mendefinisikan arsitektur sebagai sebuah bahasa dan oleh karena itu arsitektur tidak mewadahi melainkan mengkomunikasikan.

Apa yang dikomunikasikan?

Yang dikomunikasikan oleh ketiganya itu berbeda-beda, yaitu :

PURNA MODERN : yang dikomunikasikan adalah identitas regional, identitas kultural, atau identitas historikal. Hal-hal yang ada di masa silam itu dikomunikasikan, sehingga orang bisa mengetahui bahwa arsitektur itu hadir sebagai bagian dari perjalanan sejarah kemanusian.

NEO MODERN : mengkomunikasikan kemampuan teknologi dan bahan untuk berperan sebagai elemen artistik dan estetik yang dominan.

DEKONSTRUKSI : yang dikomunikasikan adalah

a. Unsur-unsur yang paling mendasar, essensial, substansial yang dimiliki oleh arsitektur.

b. Kemampuan maksimal untuk berarsitektur dari elemen-elemen yang essensial maupun substansial.

Karena pokok-pokok pikiran itu dapat pula dikatakan bahwa:

Arsitektur PURNA MODERN memiliki kepedulian yang besar kepada masa silam (The Past),

Arsitektur NEO MODERN memiliki kepedulian yang besar kepada masa ini (The Present), sedangkan

Arsitektur DEKONSTRUKSI tidak mengikatkan diri kedalam salah satu dimensi Waktu (Timelessness). Pandangan seperti ini mengakibatkan timbulnya pandangan terhadap Dekonstruksi yang berbunyi “Ini merupakan kesombongan dekonstruksi.”

2. Fungsi ( bukan sebagai aktivitas atau apa yang dikerjakan oleh manusia terhadap arsitektur)

Yang dimaksud dengan `fungsi’ di sini bukanlah `aktivitas’, bukan pula `apa yang dikerjakan/dilakukan oleh manusia tehadap arsitektur’ (keduanya diangkat sebagai pengertian tentang `fungsi’ yang lazim digunakan dalam arsitektur modern). Dalam arsitektur posmo yang dimaksud fungsi adalah peran adan kemampuan arsitektur untuk mempengaruhi dan melayani manusia, yang disebut manusia bukan hanya pengertian manusia sebagai mahluk yang berpikir, bekerja melakukan kegiatan, tetapi manusia sebagai makhluk yang berpikir, bekerja, memiliki perasaan dan emosi, makhluk yang punya mimpi dan ambisi, memiliki nostalgia dan memori. Manusia bukan manusia sebagai makhluk biologis tetapi manusia sebagai pribadi.

Fungsi = apa yang dilakukan arsitektur, bukan apa yang dilakukan manusia; dan dengan demikian, ‘FUNGSI bukan AKTIVITAS’

Dalam posmo, perancangan dimulai dengan melakukan analisa fungsi arsitektur, yaitu :

Arsitektur mempunyai fungsi memberi perlindungan kepada manusia (baik melindungi nyawa maupun harta, mulai nyamuk sampai bom),

Arsitektur memberikan perasaan aman, nyaman, nikmat,

Arsitektur mempunyai fungsi untuk menyediakan dirinya dipakai manusia untuk berbagai keperluan,

Arsitektur berfungsi untuk menyadarkan manusia akan budayanya akan masa silamnya,

Arsitektur memberi kesempatan pada manusia untuk bermimpi dan berkhayal,

Arsitektur memberi gambaran dan kenyataan yang sejujur-jujurnya.

Berdasarkan pokok pikiran ini, maka :

Dalam PURNA MODERN yang ditonjolkan didalam fungsinya itu, adalah fungsi-fungsi metaforik (=simbolik) dan historikal.

NEO MODERN menunjuk pada fungsi-fungsi mimpi, yang utopi (masa depan yang sedemikian indahnya sehingga tidak bisa terbayangkan).

DEKONSTRUKSI menunjuk pada kejujuran yang sejujur-jujurnya.

3. Bentuk dan Ruang

Didalam posmo, bentuk dan ruang adalah komponen dasar yang tidak harus berhubungan satu menyebabkan yang lain (sebab akibat), keduanya menjadi 2 komponen yang mandiri, sendiri-2, merdeka, sehingga bisa dihubungkan atau tidak.

Yang jelas bentuk memang berbeda secara substansial, mendasar dari ruang.

Ciri pokok dari bentuk adalah ‘ada dan nyata/terlihat/teraba’, sedangkan ruang mempunyai ciri khas ‘ada dan tak-terlihat/tak-nyata’. Kedua ciri ini kemudian menjadi tugas arsitek untuk mewujudkannya.

Berdasarkan pokok pikiran ini, maka dalam arsitektur :

Purna Modern bentuk menempati posisi yang lebih dominan daripada ruang,

Neo Modern sebaliknya bertolak belakang , menempatkan ruang sebagai unsur yang dominan, sedangkan dalam

Dekonstruksi tidak ada yang dominan, tidak ada yang tidak dominan, bentuk dan ruang memiliki kekuatan yang sama.